Hal2 apa yg dipelajari dlm ekonomi moneter:
- Peranan & fungsi uang dlm perekonomian
- sistem moneter serta pengaruhnya terhadap jumlah uang & kredit
- Struktur & fungsi bank sentral
- Pengaruh jumlah uang & kredit terhadap kegiatan ekonomi
- pembayaran serta sistem moneter internasional (neraca pembayaran internasional)
- Sbg satuan pengukur nilai
- sbg alat tukar menukar
- alat penimbun kekayaan/penyimoan kekayaan
- Standar kembar (Binetalism)
- Standar Emas
- Fiat standar
- Deposito morning (uang giral)
- Uang Kuasi
Caranya: Harga perak ditetapkan misalnya Rp.200.000/gram & emas Rp.500/gram
Perbandingan ? antara emas & perak
Suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uanagnya dikalikan atau didasarkan atas nilai sebesar emas tertentu.
Fiat standar yaitu sertifikat emas yang dijamin kurang dari 100% sertifikat emas dijamin 100% dgn emas yg disimpan pada kas negara yg setiap saat dapat ditukarkan dgn emas tersebut.
Uang Giral yaitu deposito di bank yg dapat setiap saat ditarik dlm bentuk cek dapat dikategorikan sbg uang pembayaran yg sah.
Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka & tabungan serta rek.valuta asing milik swasta domestik.
Faktor2 yang mempengaruhi jumlah uang yg beredar dlm masyarakat.
- Tingkat pertumbuhan ekonomi
- Tingkat pengeluaran pemerintah
- tingkat kredit
- Jumlah uang baru
- Kecepatan peredaran uang
- Pembeliaan oblegasi pemerintah oleh bank indonesia
- Tingkat suku bunga
- kebijaksanaan pemerintah
- Tingkat harga barang
- Pendapatan masyarakat
Kebijakan Moneter
1.Kebijakan Diskontro yaitu suatu tindakan utk mengubah tingkat bunga yg harus dibayar dgn umum atas pinjaman dana oleh bank sentral
2.Operasi pasar terbuka
3.Mengubah cash rasio
4.Perubahan cadangan minimum.
Peranan
Lembaga-Lembaga Keuangan
A. Jenis
Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan terdiri dari bank-bank
umum serta lembaga keuangan nonbank.Bank Umum adalah bank-bank yang
kewajiban-kewajibannya terdiri dari saldo rekening koran.Di Indonesia bank-bank
umum ini meliputi bank-bank devisa (baik milik pemerintah maupun
swasta).Sedangkan lembaga keuangan nonbank terdiri dari lembaga-lembaga yang
bergerak dalam pasar modal atau dalam pengumpulan modal seperti bank-bank dan
lembaga tabungan,perusahaan asuransi, lembaga-lembaga penanaman modal,lembaga
pensiun dan sebagainya.
B. Peranan
Lembaga Keuangan
Untuk lebih
mempermudah pejelasan peranan lembaga keuangan ini,terlebih dahulu akan
disajikan bagimana proses kegiatan ekonomi makro (tanpa adanya lembaga
keuangan) itu terjadi secara sederhana,Misalnya,kelompok di dalam masyarakat
hanya terdiri dari kelompok rumah tangga/konsumen dan kelompok perusahaan/produsen.
Prosesnya:
Perusahaan menghasilkan barang dengan menyewa/membeli faktor produksi dari
rumah tangga.Pendapatan sektor rumah tangga yang diperoleh dari
menyewakan/menjual faktor produksi digunakan untuk membeli barang-barang yang
dihasilkan oleh perusahaan.Dengan demikian nilai total barang dan jasa yang
dihasilkan (GNP) ini akan sama dengan pendapatan yang berupa : upah,keuntungan
dan sewa.Pengeluaraan perusahaan untuk tujuan ini disebut investasi.Untuk
membiayai pengeluaran ini diperlukan dana.
C. Tingkat
Bunga Dan Harga Surat Berharga
Surat-surat
berharga diperjual-belikan di pasar modal.Pembelian dilakukan oleh pihak-pihak
yang memiliki kelebihan dana/para penabung,sedang pihak yang
mengeluarkan/menjual adalah perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana untuk
pembiayaan investasinya. Surat-surat berharga merupakan suatu hak atas
pembayaran sejumlah tertentu uang di masa datang dan memberikan penghasilan
berupa bunga/devidend kepada pemegangnya.Harga yang terjadi dalam transaksi
jual beli tidak mesti sama dengan harga yang dinyatakan dalam surat
berharga.Perbedaannya merupakan menghasilkan bagi pembeli/pemegang berupa bunga
yang biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Pendekatan
Moneter Terhadap Neraca Pembayaran Internasional
A. Ide
Dasar
Pendekatan moneter terhadap neraca pemb1ayaran
diperkembangkan oleh : R.Mundell (1968) dan H.G.Johnson (1971,1972). Ciri utama
pendekatan ini adalah memandang neraca pembayaran internasional sebagai
phenomena moneter.Neraca pembayaran internasional didefinisikan sebagai
perubahan daripada cadangan valuta asing suatu negara,dan lebih mengutamakan
pada pos/rekening “below the line” yang merupakan rekening moneter/lalu lintas
modal jangka pendek pemerintah.
Dasar utama pendekatan ini adalah
anggapan adanya stabilitas dalam permintaan akan uang serta pemerintah tidak
melakukan tindakan sterilisasi.Tindakan sterlisasi asrtinya tindakan pemerintah
untuk mengurangi/menghilangkan pengaruh neraca pembayaran terhadap jumlah uang
yang beredar.Caranya,apabila terdapat surplus dalam neraca pembayaran,untuk
mencegah pengaruh surplus ini terhadap jumlah uang yang beredar,maka pemerintah
melakukan kebijaksaaan.Pengurangan jumlah uang yang beredar,misalnya dengan
menjual surat-surat berharga.Dengan tindakan tersebut surplus necara pembayaran
tidak akan menyebabkan naiknya jumlah uang yang beredar.
B.
Model
Dasar
Model
dasar yang dipergunakan oleh pendekatan moneter terhadap neraca pembayaran
adalah sebagai berikut:
Md =
p.f (Y,i) (1)
FY
> 0;fi < 0
Ms =
m (DC + R) (2)
Md = Ms (3)
∆R = ∆ p.f (Y,i)- ∆DC (4)
Md =
Permintaan akan uang
P = Harga
Y = Pendapatan
I = Tingkat Bunga
Ms=
Jumlah uang beredar
m = Multiplier uang
RM= Uang reserves
DC= Kredit domestik
R = Reserves valuta asing
Persamaan (1) adalah permintaan akan
uang,persamaan (2) adalah definisi jumlah uang beredar,terdiri dari kredit
domestik ditambah reserves valuta asing.Persamaan (3) adalah kesimbangan dalam
pasar uang,dan terakhir persamaan (4) adalah definisi neraca pembayaran
internasional,yang diperoleh/diturunkan dari persamaan (1),(2),dan (3).Dari
persamaan (4) jelas terlihat bahwa perubahan reserves valuta asing (neraca
pembayaran) timbul sebagai akibat kelebihan permintaan/penawaran uang.
C.
Implikasi
Kebijaksanaan
Implikasi kebijaksanaan yang dapat diambil dari
pendekatan moneter ini: bahwa pengaruh/efektivitas suatu kebijakan terhadap
neraca pembayaran haruslah dinilai dengan dasar pengaruhnya terhadap
keseimbangan pasar uang.Seperti misalnya,kebijakan davaluasi,akan cenderung
menaikan harga,yang gilirannya alkan menaikkan permintaan uang.Apabila
kenaikkan permintaan ini tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri maka akan
terjadi aliran modal masuk dari luar negeri (surplus neraca pembayaran).
Perkembangan Sistem Moneter
Internasional
A.Sistem
Standar Emas 1870-1914
Sistem standar emas internasional
muncul pada tahun 1870 di Inggris.Pemerintah Inggris menetapkan/mengikatkan
nilai poundsterling dengan emas.Perkembangan industri yang terjadi di Inggris
serta perdagangan dunia yang makin berkembang pada abad 19 menambah kepercayaan
dunia terhadap emas.Kepercayaan ini diperkuat juga dengan diketemukannya
tambang emas di Amerika dan Afrika Utara.Keadaan ekonomi dan perdagangan yang
relatif stabil selama periode tersebut merupakan faktor utama keberhasilan
sistem standar emas.
Dengan adanya perang dunia I
(1919-1923) serta depresi dunia (1931-1934) negara-negara Eropa dilanda
inflansi serta ketidakstabilan politik.Ssietm moneter internasional menjadi
kacau.Kelemahan ini ditambah lagi dengan keharusan Inggris untuk memberi bantuan
kepada Jerman.Pada Tahun 1931 Inggris menanggalkan standar emas dan
poundsterling jatuh nilainya,diikuti oleh dolar Amerika.
B.Zaman
Bretton Woods,1944-1973
Dalam perjanjian Bretton Woods
terbentuklah dua badan internasional yakni the International Bank for
Recounstruction and Development,yang sekarang dikenal dengan Bank Dunia,dan
dana Moneter International (DMI).The
World Bank pada permulaanya bertujuan untuk membantu membangun kembali
negara-negara Eropa yang rusak sebagai akibat perang,kemudian berfungsi juga
sebagai sumber pembiayaan untuk pembangunan ekonomi negara-negara anggota.Sedangkan
DMI berfungsi:
Ø Meletakan
dasar yang kuat untuk pengaturan pembayaran internasional.
Ø Sebagai
tempat konsultasi,serta kerja sama di bidang pembayarn internasional.
Ø Membantu
mengatasi kesulitan neraca pembayaran internasional,baik dengan bantuan modal
jangka pendek maupun panjang.
Ø Menciptakan
serta mendistribusikan cadangan internasional (dalam bentuk Special Drawing
Rights).
Sistem
kurs valuta asing yang dipakai DMI menurut peraturan mula-mulanya adalah kurs
tetap dan tidak memperbolehkan negara anggota melakukan pengawasan devisa
(exchange control) kecuali kalau suatu negara mengalami krisis moneter yang
hebat atau defisit neraca pembayaran cukup besar.Kemudian semenjak 1944-1973
sistem ini menjadi ada yang disebut “adjustable peg” dalam mana satu mata uang
negara anggota lain.Dengan makin pentingnya fugsi dolar,maka uanganya terhadap
dolar,yang kemudian apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas dengan perbandingan
dolar emas tertentu.
Untuk mengatur kestabilan nilai
tukar,sistem DMI mengharuskan adanya kebijaksanaan stabilitas kurs oleh
bank-bank sentral negara anggota.Sebagai contoh,poundsterling ditetapkan
nilainya terhadap dolar £1 = US$2.40, tetapi Bank Sentral London mengizinkan
kurs tersebut berfluktuasi antara US$2,38 dan US$2,42.
£1 = US$2,40 US$2,42 (titik pembelian dolar)
US$2,38
(titik penjualan dolar)